Dinilai Otoriter dan Annti-demokrasi, Ratusan ribu Masyarakat AS Protes Kepemimpinan Donald Trump - Go Asianews

Breaking


Minggu, 19 Oktober 2025

Dinilai Otoriter dan Annti-demokrasi, Ratusan ribu Masyarakat AS Protes Kepemimpinan Donald Trump



GoAsianews.com

Jakarta - Ratusan ribu warga Amerika Serikat turun ke jalan dalam aksi bertajuk 'No Kings' di hampir seluruh 50 negara bagian untuk memprotes kebijakan Presiden Donald Trump. 


Aksi besar-besaran ini dianggap sebagai perlawanan terhadap gaya kepemimpinan Trump yang dinilai otoriter dan anti-demokrasi. Para demonstran membawa berbagai simbol, dari bendera AS hingga bendera manga One Piece, dengan sebagian mengibarkan bendera AS terbalik sebagai tanda darurat demokrasi.


Para peserta menilai kebijakan Trump seperti menyerang media, menangkapi imigran, dan membungkam lawan politik sebagai bentuk kekuasaan tangan besi. "Ini adalah krisis, rezim ini otoriter," kata Colleen Hoffman, seorang pensiunan yang ikut aksi. 


Sementara, sebagian lainnya menolak anggapan bahwa aksi ini adalah bentuk kebencian terhadap AS, melainkan bentuk cinta terhadap demokrasi.


Senator Bernie Sanders turut hadir di Washington dan menegaskan bahwa Trump tengah berupaya memperluas kekuasaan demi kepentingan oligarki. 


Sementara pihak Partai Republik menyebut aksi ini sebagai demonstrasi "benci Amerika". Trump sendiri belum memberikan tanggapan atas protes yang berlangsung di berbagai penjuru negeri tersebut.


Terdapat spanduk warna-warni menyerukan kepada masyarakat untuk "melindungi demokrasi,". Sementara massa aksi lainnya menuntut AS menghapuskan badan Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) yang menjadi pusat tindakan keras anti-imigran Trump.


Para demonstran mengecam apa yang mereka sebut sebagai taktik keras miliarder Republik tersebut, termasuk serangan terhadap media, lawan politik, dan imigran ilegal.


"Saya tidak pernah menyangka akan hidup untuk menyaksikan kematian negara saya sebagai negara demokrasi," ujar seorang lansia, Colleen Hoffman (69), kepada AFP saat ia berdemo di Broadway, New York.


"Kita berada dalam krisis, kekejaman rezim ini, otoritarianisme. Saya merasa tidak bisa berdiam diri di rumah dan tidak berbuat apa-apa," lanjutnya. (*) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat datang di www.goasianews.com, Terima kasih telah berkunjung.. Semoga anda senang! Tertanda Pemred:
-->