Biden Kaji Ulang Kesepakatan Dagang AS-China - Go Asianews

Breaking


Sunday, January 31, 2021

Biden Kaji Ulang Kesepakatan Dagang AS-China

 


GoAsianews.com

Jakarta, - Pemerintahan baru Joe Biden melakukan tinjuan ulang atas kesepakatan perdagangan Fase 1 AS-China yang ditandatangani pada Januari 2020. Di mana perjanjian ini sebelumnya diberlakukan oleh Presiden Donald Trump.


Pihak gedung putih belum bisa memastikan apakah Joe Biden masih memandang perlu pada perjanjian ini. Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki menyebut segala hal yang telah dilakukan pada pemerintahan sebelumnya saat ini sedang dilakukan peninjauan.


Menurutnya pemerintahan Biden difokuskan pada pendekatan hubungan AS-China dari posisi yang kuat. Artinya dilakukan komunikasi dengan sekutu dan mitra tentang bagaimana akan bekerja dengan China.


Sebelumnya, Trump menandatangani perjanjian perdagangan Fase 1 dengan Presiden China Xi Jinping pada Januari 2020. Perjanjian ini untuk meredakan perang dagang yang berlangsung hampir 18 bulan. Perang dagang ini menyebabkan perlambatan antara dua ekonomi terbesar di dunia.


Berdasarkan kesepakatan ini, dijanjikan akan ada peningkatan pembelian barang-barang pertanian dan manufaktur AS, juga energi dan jasa sebesar US$ 200 miliar di atas level 2017 selama kurun waktu dua tahun.


Namun pembelian ini tidak berhasil dijalankan pada tahun 2020. Peneliti di Peterson Institute for International Economics Chad Bown merilis analisis yang menunjukkan bahwa pembelian barang-barang AS oleh China pada tahun 2020 turun 42% dari komitmen yang dibuat Beijing dalam perjanjian perdagangan.


Sampai saat ini belum ada kepastian apakah Biden akan mempertimbangkan untuk menarik diri dari kesepakatan perdagangan sementara. Menteri Keuangan Janet Yellen juga menandai tinjauan komprehensif atas implementasi kesepakatan perdagangan China.


Sementara itu, Juru Bicara Dewan Bisnis AS-China Doug Barry mengatakan masuk akal bagi tim Biden untuk meninjau kesepakatan perdagangan dan kebijakan Trump lainnya. Tetapi jangan meremehkan kekhawatiran tentang pembatalan yang bisa saja segera terjadi.


"Kami tidak membaca terlalu banyak tentang proses pada saat ini. China memiliki 11 bulan lagi untuk memenuhi janjinya untuk membeli tambahan US$ 200 miliar produk AS," katanya kepada Reuters, sebagaimana dikutip dari CNBC Internasional, Minggu, (31/01/2021).


Menurut catatan Barry, China sudah melakukan pembelian produk pertanian yang signifikan. Para pejabat China, imbuhnya, berencana untuk memenuhi komitmen mereka berdasarkan perjanjian perdagangan.


"Melakukan hal itu adalah kunci untuk akhirnya membatalkan tarif yang saling merugikan pada barang satu sama lain yang telah merugikan pekerjaan Amerika, mengurangi PDB, dan meningkatkan biaya hidup. Membatalkan kesepakatan bisa membuat tarif dan kerusakan yang ditimbulkannya permanen," jelasnya.

(Anisatul U)

No comments:

Post a Comment

Selamat datang di www.goasianews.com, Terima kasih telah berkunjung.. Semoga anda senang! Tertanda Pemred:
-->