Goasianews.com
Jakarta - Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P Marsudi dan Menteri Luar Negeri Belanda, Stephanus A. Blok telah melaksanakan pertemuan bilateral di Jakarta, 3 Juli 2018.
Pertemuan dilakukan dalam kerangka kunjungan kerja (Kungker) Menlu Belanda ke Indonesia, 2-4 Juli 2018, ini merupakan kunjungan pertama Menlu Blok ke Indonesia sejak terbentuknya kabinet baru di Belanda, Oktober 2017 silam.
Kedua Menlu membahas berbagai topik kerja sama kedua negara, meliputi kerja sama ekonomi, keamanan, penanggulangan terorisme dan deradikalisasi, penanggulangan narkoba, dan keamanan siber.
“Kita telah mencapai banyak dalam hubungan bilateral kedua negara, tetapi banyak hal lagi yang dapat kita kerjakan di masa depan. Mari kita memperkuat kerjasama Indonesia-Belanda berdasarkan prinsip saling menghargai bagi kemaslahatan kedua bangsa", ujar Menlu Retno dalam kesempatan press statement bersama di Gedung Pancasila seusai pertemuan bilateral.
Kedua Menlu menyambut baik semakin intensifnya kerja sama ekonomi RI – Belanda yang tercermin dari 27,3% peningkatan volume perdagangan pada tahun 2017 yaitu USD 5,06 miliar. Belanda adalah mitra dagang Indonesia kedua terbesar di Uni Eropa, dan salah satu investor utama bagi Indonesia di Eropa.
Di bidang keamanan, Indonesia dan Belanda sepakat untuk memperkuat kerja sama, khususnya dalam penanggulangan terorisme dan radikalisme, serta penyelundupan obat-obatan terlarang. Kerjasama penanggulangan terorisme kedua negara terus menguat sejak ditandatanganinya MOU pada Juli 2017.
Menlu RI sampaikan bahwa bahwa tantangan dalam keamanan siber telah berkembang secara dinamis dan menjadi bagian tidak terpisahkan dalam melindungi ekonomi dan keamanan Indonesia. Untuk memulai kerja sama kedua negara, pada hari ini telah ditandatangani Letter of Intent (LOI) di bidang kerja sama siber oleh Kepala BSSN, Djoko Setiadi dan Menlu Belanda.
Menlu RI memanfaatkan pertemuan ini untuk sampaikan apresiasi atas dukungan Belanda terhadap kelapa sawit berkelanjutan Indonesia dan permintaan dukungan Belanda untuk menentang segala bentuk diskriminasi terhadap kelapa sawit Indonesia di Eropa. Menlu RI menekankan krusialnya komoditas kelapa sawit bagi perekonomian Indonesia. Menlu RI juga membahas pentingnya implementasi Forest Law Enforcement, Governance and Trade (FLEGT) bagi kemajuan akses pasar bagi kayu legal berlisensi dari Indonesia.
Selain isu bilateral, kedua Menlu juga membahas isu-isu keamanan dan perdamaian regional dan global yang menjadi perhatian kedua negara, perkembangan Korea Utara, Afganistan, dan Timur Tengah, termasuk terpilihnya Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap PBB. “Saya menyampaikan apresiasi tinggi atas dukungan kuat dari Belanda bagi Indonesia dalam keanggotaan tidak tetap di Dewan Keamanan PBB", tegas Menlu RI.
#dn./ sumber: Kemlu RI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar