Virus Corona Berevolusi, Ternyata ada 2 Jenis - Go Asianews

Breaking


Sunday, March 15, 2020

Virus Corona Berevolusi, Ternyata ada 2 Jenis


Goasianews.com
Jakarta - Para peneliti menemukan hal baru soal virus corona atau Covid-19. Virus yang berasal dari Wuhan China ini bermutasi menjadi dua jenis virus. Ilmuwan mengungkapkan bahwa salah satu jenis virus corona ini jauh lebih agresif. Hal ini disampaikan para peneliti di School of Life Sciences Universitas Peking dan Institute Pasteur of Shanghai dalam penemuan untuk mengembangkan vaksin virus itu.

Dikutip dari Telegraph, para peneliti mengungkapkan bahwa evolusi virus ini menjadi dua strain yang dijuluki tipe L dan S. Temuan baru ini telah diterbitkan dalam National Science Review, jurnal dari Chinese Academy of Sciences. Ilmuan menjelaskan, tipe S adalah tipe yang lebih dulu ada dan tampaknya lebih ringan dan tidak terlalu menular. Sedangkan tipe L adalah tipe baru yang baru muncul. 

Virus corona ini menyebar dengan cepat dan jadi menyumbang sekitar 70 persen dari kasus. Para ilmuwan China, yang menganalisis DNA virus dari 103 orang yang terinfeksi, mengatakan tampaknya 'jenis-S' yang tak terlalu berbahaya sekarang mulai 'mengambil alih.' Hal ini mungkin disebabkan karena tindakan karantina kesehatan masyarakat yang agresif di China telah menghentikan penyakit yang lebih ganas di negara itu.

Berdasar analisis genetik, seorang pria di AS yang dites positif pada 21 Januari 2020 lalu menunjukkan kemungkinan terinfeksi kedua jenis virus corona tersebut. Temuan ini muncul beberapa hari kemudian setelah para pakar kesehatan memperingatkan bahwa virus itu bisa menyerang Inggris dalam gelombang ganda.Virus ini menimbulkan kekhawatiran bahwa vaksin mungkin tak ampuh pada jenis yang bermutasi.

Stephen Griffin, dari Institut Penelitian Medis Leeds dan ketua divisi virus di Microbiology Society, mengatakan, dua perubahan antara garis keturunan 'S' dan 'L' adalah dalam protein penting yang disebut 'lonjakan', yang berperan sebagai kunci dalam proses infeksi dan merupakan target untuk vaksin.

Griffin mengatakan, para pengembang perlu menguji apakah vaksin prototipe mereka masih akan menetralkan virus dengan perubahan. Ia menambahkan bahwa variasi itu 'cukup terbatas' dan mungkin bukan 'rintangan besar'. “Biasanya, ketika virus RNA pertama kali melintasi spesies ke manusia, mereka tidak terlalu beradaptasi dengan host baru mereka,” kata Dr Griffin.

“Jadi, mereka biasanya mengalami beberapa perubahan yang memungkinkan mereka untuk beradaptasi dan menjadi lebih mampu untuk mereplikasi di dalam, dan menyebar dari manusia ke manusia,” sambungnya seperti dilansir Haluan.co (Haluan Media Group), Minggu (14/02/2020) pagi.Ahli virologi, Profesor Jonathan Ball juga memperingatkan bahwa mutasi dapat memengaruhi produksi vaksin.

Tetapi menurutnya, hasil China memerlukan replikasi dengan studi yang lebih besar. “Saat ini kami tidak memiliki bukti kuat bahwa virus memiliki perubahan sehubungan dengan tingkat keparahan penyakit atau infektivitas sehingga kami harus berhati-hati ketika menafsirkan jenis studi berbasis komputer ini,” tutupnya. (*)

No comments:

Post a Comment

Selamat datang di www.goasianews.com, Terima kasih telah berkunjung.. Semoga anda senang! Tertanda Pemred:
-->