Di Aceh, Material Banjir Bandang Hambat Pendistribusian Bantuan

Foto udara, Kayu gelondongan yang terbawa arus banjir di Desa Geudumbak, Kecamatan Langkahan, Aceh Utara, Aceh, Jumat (5/12/2025). Kayu gelondongan tersebut menumpuk di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Arakundo pasca diterjang banjir bandang pada Rabu (26/11). (foto: Antara)

GoAsianews.com
Jakarta - Pasca diterjang banjir bandang pada Rabu (26/11), kayu-kayu gelondongan menumpuk di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Arakundo di desa Geudumbak, Kecamatan Langkahan, Aceh Utara, Aceh.

Tidak hanya di Aceh Utara, akses menuju sejumlah desa di Kabupaten Aceh Tamiang juga tertutup tumpukan kayu yang terbaru arus banjir.

Tumpukan kayu memenuhi area Pondok Pesantren Darul Mukhlisin pada Sabtu (6/12). Tumpukan kayu tersebut membuat akses menuju Desa Tanjung Karang terhambat, ditambah lumpur tebal yang terbawa banjir.

Akibatnya, bantuan sulit untuk masuk ke wilayah itu dan mengharuskan warga berjalan belasan kilometer untuk mendapat bantuan.

Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat menimbulkan hampir seribu korban jiwa.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah korban meninggal dunia akibat bencana banjir-tanah longsor di Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat bertambah pada Minggu (7/12).

Berdasar data di website resmi, jumlah korban meninggal dunia akibat bencana itu sebanyak 916 orang, bertambah 2 orang dari data Sabtu (6/12) sore. Sementara jumlah orang hilang sebanyak 274 jiwa.

BNPB juga melaporkan sebanyak 4.200 orang terluka akibat bencana itu. Lalu ada 1.300 fasilitas umum rusak, 199 fasilitas kesehatan rusak dan 697 fasilitas pendidikan rusak.

Selain itu, BNPB juga melaporkan 420 rumah ibadah rusak, 234 gedung atau kantor rusak dan 405 jembatan rusak. (*)

Baca Juga;

 - Atas Nama Kemanusiaan, Mitigasi Bencana yang Hanya Fokus pada Rehabilitasi Konstruksi Adalah Sebuah Kekeliruan