![]() |
Dok : Saat banjir lahar dingin gunung Merapi Sumbar (Sabtu, 11/05/2024) meluluhlantakkan pemukiman masyarakat. |
GoAsianews.com
Padang (SUMBAR) - Setahun sudah berlalu, tragedi bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi Sumatra Barat (Sabtu, 11/05/2024) yang telah meluluhlantakkan perkampungan warga diwilayah Kabupaten Agam dan Tanah Datar. Bencana ini telah menelan korban jiwa dan materi, serta merusak fasilitas umum seperti, sekolah, jalan, jembatan dan objek wisata.
Air bah meluap ke sungai-sungai yang berhulu dari puncak gunung Marapi menyapu seluruh yang dilewatinya, dan membawa material gelondongan-gelondongan kayu, tanah dan bebatuan material vulkanik yang selama ini mengendap. Kerugian (jiwa dan materi) yang diakibatkan oleh bencana ini mungkin kita masih mengingatnya.
Pasca kejadian bencana, pemerintah pusat melalui Ditjen SDA Kementerian PU memutuskan bahwa "pembangunan Sabo Dam" adalah langkah yang dinilai paling strategis untuk mengantisipasi bencana serupa.
Terkait hal tersebut, GoAsianews menyambangi/mengkonfirmasi pihak BWSS V Padang (Balai Wilayah Sungai Sumatera V Padang) sebagai perpanjangan tangan Ditjen SDA Kementerian PU diwilayah Provinsi Sumatera Barat.
Kepala BWSS V Padang, Naryo Widodo, melalui Arlendenovega Satria, Kasatker SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Ws Indragiri Akuaman Ws Kampar Ws Rokan Prov.Sumbar menjelaskan, desain konstruksi Sabo Dam baru telah selesai pada akhir tahun 2024, dan saat ini dalam proses izin pelaksanaan MYC / kontrak tahun jamak untuk pembangunan baru.
"Saat ini terdapat 1 Sabo Dam eksisting," terang Arlendenovega Satria, Kamis (15/05/2025).
Lebih lanjut Arlendenovega Satria menjelaskan, "dan untuk desain konstruksi Sabo Dam baru telah selesai pada akhir tahun 2024 lalu, dan hingga saat ini dalam proses izin pelaksanaan MYC (Multi Years Contract) untuk pembangunan baru," urainya.
Sebelumnya, saat bersilaturrahmi dengan perwakilan organisasi kewartawanan KJI (Kolaborasi Jurnalis Indonesia), pada Jumat (22/11/2024) silam, Kepala BWSS V Padang, Naryo Widodo, yang saat itu didampingi oleh Kasi Pelaksana, Resky Wahyudi menyebutkan bahwa "penanganan lahar gunung merapi menjadi alasan utama Ia (Naryo Widodo) ditugaskan oleh Kementerian PU di Provinsi Sumatera Barat".
Dan di kesempatan yang berbeda, Selasa (3/12/2024) lalu, Arlendenovega Satria, Kasatker SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Ws Indragiri Akuaman Ws Kampar Ws Rokan Prov.Sumbar yang didampingi oleh Resky Wahyudi, Kasi Pelaksana BWSS V Padang menjelaskan bahwa, pembangunan Sabo Dam adalah hal yang harus dilakukan untuk mengurangi resiko dampak bencana dari muntahan lahar gunung Merapi.
"Ada 12 sungai yang mengalir dilereng Gunung Merapi, dan dari DED (Detail Engineering Design) yang terus dimatangkan, setidaknya kita harus membangun 48 Sabo Dam dari 56 Sabo Dam yang direncanakan sebelumnya," ungkap Arlendenovega Satria. Selasa (3/12/2024) silam.
"Pembangunan akan dimulai pada tahun 2025 dengan sistem multi years kontrak,"
"Dan kerja sama bidang teknologi pembangunan Sabo Dam ini kita menggandeng Japan International Cooperation Agency (JICA)," jelasnya saat itu.
Sebagaimana diketahui, Sabo Dam merupakan konstruksi bangunan yang berfungsi untuk mengendalikan aliran lahar, sedimen, atau material vulkanik yang dapat menyebabkan bencana. Sabo Dam biasanya dibangun melintang di alur sungai di daerah gunungapi.
Konstruksi ini nantinya akan menahan dan mengurangi kecepatan aliran lahar, menjaga kelestarian lingkungan sekitar gunung api, menjaga erosi, menstabilkan dasar dan tebing sungai, sebagai sarana irigasi, juga dapat berfungsi sebagai jembatan penghubung.
(deni)
Berita Terkait:
- Salamkenal bersama Kepala BWSS V Padang, KJI Apresiasi Pengalaman dan Semangat Naryo Widodo
No comments:
Post a Comment